dr. Hj. RATNA ISMOYOWATI, MARS: Tidak Meninggalkan Kodrat Sebagai Perempuan

dr. Hj. RATNA ISMOYOWATI, MARS: Tidak Meninggalkan Kodrat Sebagai Perempuan dr. Ratna

dr. RatnaMenjadi direktur rumah sakit yang terhitung masih baru merupakan sesuatu yang tidak mudah. Apalagi bagi seorang perempuan yang juga dituntut untuk mengurusi keluarga dan rumah tangga. dr. Hj. Ratna Ismoyowati, MARS adalahsosok direktur rumah sakit tersebut. Rumah Sakit Qolbu Insan Mulia (RS QIM) yang mempunyai filosofi ‘Air Bening’ atau ‘Oksigen’, yang artinya tidak ada alergi, dibutuhkan semua orang, bermanfaat pada siapa saja yang menghendaki dan mudah dijangkau. Berikut wawancara redaktur KMT, Edi Buana dan Haris Adam dengan beliau di Rumah Sakit QIM Batang:

Bisa diceritakan sedikit sejarah Ibu hingga menjadi direktur Rumah Sakit QIM?

Dulu sewaktu saya masih menjabat direktur di RSUD Kabupaten Batang, pada tiga bulan terakhir masa jabatan saya disana, saya didatangi oleh para komisaris QIM diantaranya Pak Teguh Suhardi, Pak Sachroni, dan Pak Sauki. Mereka meminta saya untuk membantu di RS QIM. Sebelumnya saya pernah mendengar dari kawan-kawan bahwa di Batang akan didirikan Rumah Sakit baru. Singkat cerita, setelah paripurna masa jabatan saya di RSUD Batang, saya mulai bergabung, ketika itu QIM masih dalam tahap pembangunan. Pada bulan September 2009 saya mengajak Pak Iman dan dr. Nurhidayanti untuk ikut mempersiapkan segala sesuatunya yang berhubungan dengan rumah sakit seperti administrasi, kepegawaian, sampai layout ruangan dan lain-lain. Maka pada tahun 2010 RS QIM resmi dibuka dan saya menjabat sebagai direktur di QIM.

 

Konsep Ibu dalam mempimpin sebuah Rumah Sakit?

Disini kami tidak menamakan rumah sakit ini dengan RSI (Rumah Sakit Islam), namun demikian kami menunjukkan dan menanamkan Islamic Value (nilai-nilai keislaman) di rumah sakit ini. QIM tidak berpartai dan bukan milik suatu golongan dan tetap mengedepankan profesionalisme dan kemodernan. Sehingga QIM dapat menjadi sebuah rumah sakit yang modern, bersih dan tidak kumuh. Seperti dalam Islam sendiri disebutkan annadzofatu minal iman (kebersihan adalah sebagian dari iman).

Strategi yang Ibu diterapkan untuk mengembangkan Rumah Sakit yang relatif masih baru?

Sebagai sebuah rumah sakit yang terhitung masih sangat baru tentunya kami harus menunjukkan sesuatu yang lebih baik. Pertama kami harus mengenalkan QIM kepada masyarakat. Kita adakan seminar-seminar, pelatihan-pelatihan, program Sabtu Sehat dan lain-lain. Masyarakat masih menganggap bahwa RS QIM mahal. Padahal mahal itu kan tergantung dari segi fasilitas dan pelayanannya. Kami berusaha melayani pasien dengan sebaik mungkin. Jadi disini segala sesuatunya harus cepat dan tepat. Misalnya saat pembayaran, pasien bisa tahu berapa yang harus dibayar lebih dulu sehingga nanti bisa dikira-kira, dan bisa DP dulu. Dan tidak lupa yang paling utama adalah Sumber Daya Manusianya, mulai dari dokter spesialis sampai office boynya harus prima. Kalau gedung kan mudah ya dimana ada uang bisa langsung dibangun, tapi tidak begitu untuk SDM. 

Bagaimana suka duka Ibu dalam dalam mengemban amanah ini?

Ya kalau ada duka ya dianggap suka aja.

Apa harapan Ibu untuk Rumah Sakit ini kedepan?

Tentunya saya berharap QIM bisa menjadi apa yang dicita-citakan yaitu rumah sakit pilihan masyarakat yang terdepan dalam mutu.

Selain sebagai direktur Rumah Sakit, seorang ibu dituntut untuk mengurus keluarga, bagaimana membagi waktunya?

Meskipun sekarang jamanya emansipasi wanita, saya tidak meninggalkan kodrat saya sebagai perempuan, dan tetap menempatkan diri sebagai mahluk Allah. Setiap pagi saya selalu menyempatkan diri untuk memasak, toh sekarang di rumah saya tinggal berdua saja sama Bapak (suami -red). Bahkan kalau pas anak-anak pulang ke rumah, mereka selalu meminta saya untuk memasak. Katanya kangen sama masakan ibu gitu.

Bagaimana dukungan keluarga kepada Ibu?

Alhamdulillah suami dan anak-anak selalu support saya.

Bagaimana bu dokter memaknai kehidupan ini?

Ya hidup ini adalah suatu proses dimana kita sebagai manusia harus selalu menjadi lebih baik. Mau belajar dari setiap kesalahan diri kita. Dan menjadikan semua orang sebagi guru kita serta menjadikan segala perbedaan sebagai rahmat.

Sejak kapan ibu mengenal Tazakka dan apa harapan ibu kepada Tazakka?

Saya kira saya mengenal Tazakka sejak berdirinya ya. Tazakka sendiri sangat sepaham dengan QIM, merangkul semua golongan. Saya sangat berharap Tazakka benar-benar dapat menjadi Perekat Umat dan tetaplah menjadi Perekat Umat.

dr Ratna dan keluargadr Ratna dan keluarga

BIODATA

Nama:                       dr. Hj. Ratna Ismoyowati, MARS

TTL:                           Purwokerto, 20 – 12 – 1952

Nama Suami:          Ir. Hajianto

Anak-anak:                 Ratri Anggita Dewi

                                    Sasongko Ardi Nugroho

                                    Ratih Pradita Sari

                                    Putri Anindita Rini

Hobi:                        Memasak, membaca

Falsafah hidup:     Bermanfaat bagi orang lain

Riwayat pendidikan:

SD Purwokerto 1959-1965SMP Purwokerto 1965-1968

SMA Purwokerto 1968-1971

S1 Fakultas kedokteran UNDIP 1972-1979

S2 Kajian Administrasi Rumah Sakit UI 1996-1998

 

Riwayat Pekerjaan: Kepala Puskesmas Bawang 1980-1984

Kepala Puskesmas Gringsing 1984-1998

Direktur RSUD Batang 1998-2008

Direktur RS QIM 2010-sekarang