Tenda Besar Ahad Pagi Tebar Manfaat

Tenda Besar Ahad Pagi Tebar Manfaat

Pengajian dan donor darah

Pengajian Rutin AHAD PAGI dan Sarapan Bersama Kaum Muslimin, kemarin, 8/1 dimeriahkan dengan kegiatan pendamping yaitu donor darah, cek gula darah, asam urat dan kolesterol serta konsultasi kesehatan, kerjasama antara Tazakka, PMI Kab. Batang dan QIM Hospital. Kegiatan pendamping pengajian seperti ini rutin diadakan secara berkala 2 atau 3 kali dalam setahun. Menurut Ustadz Anang Rikza, AHAD PAGI kini semakin meneguhkan dirinya sebagai wadah Perekat Umat, baik melalui pengajian umum, sarapan bersama dan kegiatan lainnya.

 

Dokter H. Bekti Mastiaji, Sp. PK selaku koordinator acara mengungkapkan kesyukuran dan kebahagiaannya karena pengajian yang dirangkai dengan kegiatan kesehatan sangat dirasakan manfaat langsungnya oleh umat. Menurutnya, sekarang ini dengan gaya hidup dan pola makan yang tak terkendali, maka banyak memunculkan potensi penyakit yang mengintai seperti kencing manis, jantung, asam urat, dan lain sebagainya.

Berdasarkan laporan dari panitia, kegiatan kemarin cukup diminati; donor darah diikuti oleh 30 orang, cek gula darah 93 orang, cek kadar asam urat 50 orang, dan cek kolesterol total 50 orang. “Cek gula darah, cek kolesterol, dan cek asam urat tujuannya supaya umat mendeteksi sejak dini potensi penyakit pada dirinya, sehingga dapat melakukan pencegahan dini. Dan melihat data yang ikut, maka kesimpulan saya sebagian besar jamaah lain diasumsikan sehat, alhamdulillah” tutur dr. Bekti.

Menurut pak Budi dari PMI Batang, untuk kebutuhan darah di PMI Batang per bulan rata-rata 400 kantong (@ 250 – 350 cc), namun PMI Batang dituntut mendapat lebih dari kebutuhan tersebut untuk antisipasi keadaaan darurat. “Kebutuhan darah yang paling besar adalah untuk kasus-kasus pada penyakit dalam, misalnya anemia, kemudian ibu melahirkan, kecelakaan lalu lintas, dan kasus pada penyakit anak-anak seperti talasemia (darah lebih cepat hancur karena faktor genetis)” jelasnya. 

H. M. Zubaidi, sebagai coordinator pelaksanaan AHAD PAGI mengungkapkan bahwa uniknya dan asyiknya di AHAD PAGI ada sarapannya. “Semua jamaah selesai mengaji langsung sarapan pagi bersama, suasananya hangat sekali” katanya.

Selanjutnya, Ustadz Anang menegaskan bahwa sejatinya misi AHAD PAGI memang untuk menjadi ‘Tenda Besar’. “Supaya banyak orang bisa ‘berteduh dengan nyaman’ meskipun dari berbagai latarbelakang ormas, parpol, strata sosial, dan kultur yang berbeda-beda, di sini semuanya harus bersatu dalam ikatan Ukhuwwah Islamiyyah” katanya.

Pengajian Rutin AHAD PAGI dan Sarapan Bersama Kaum Muslimin yang sejak dibuka mengambil tempat di Aula Kecamatan Bandar, Kab. Batang, sekarang diikuti oleh kurang lebih 400 hingga 600an jamaah setiap pengajiannya. Mereka datang dari 3 kabupaten: Batang, Pekalongan dan Kendal. Pembicara utama adalah Ustadz Anang Rikza, dan sesekali diselingi oleh pembicara dari luar baik dari kalangan akademisi, praktisi hukum, pengusaha muslim, juga dari kader-kader Tazakka.

“Topik pengajian bebas, tentang akhlak, keumatan, kebangsaan, atau bisnis menurut Rasulullah, penegakan hukum dan lain sebagainya. Dan semuanya harus merujuk kepada Al-Quran, Hadis dan pendapat-pendapat ulama salaf maupun modern yang otentik dan tidak menyimpang. Tidak boleh ada topik tentang khilafiyyah atau topik-topik yang justru dapat memicu perpecahan di kalangan umat” jelasnya.