Sistem Ujian di Tazakka

Sistem Ujian di Tazakka

Ujian di Tazakka membutuhkan persiapan matang, mulai dari kepani­tiaan, pembuatan soal-soal ujian, percetakan, distribusi, dan segala hiruk-pikuknya. Karena kuri­ku­lum  KMI Tazakka berbeda dengan­ kurikulum sekolah umum. Ujian terbagi menjadi dua: Ujian Lisan, dan Ujian Tulis.

1. Ujian Lisan

Ujian lisan dibagi menurut unit kelas dan materi. Setiap ruangan kelas terdiri dari 10-12 santri perharinya yang mengantri untuk diuji satu per satu. Materi yang diujikan ada tiga materi: Bahasa Arab, Bahasa Inggris dan Ibadah Amaliyah.

Materi Bahasa Arab meliputi: Muthola’ah, Imla’, Muhadatsah, Mufrodaat dan Mahfuzhaat. Sedangkan­ materi Bahasa Inggris meliputi: Reading, Grammar, Vocabularies,­ Dicta­tions, danConversation. Ada­pun­­ Ibadah Amaliyah terdiri dari:­ Al-Quran, Tajwid, Fiqh, Hafalan Juz ‘Amma, Praktek Ibadah Qouliyah dan Fi’liyah.

Orientasi ujian lisan ini untuk­ mem­bentuk jiwa mandiri dan per­caya­ diri dalam menghadapi ujian.­ Karena pertanyaan yang dilon­tarkan penguji berbeda untuk tiap san­tri. Penguji pun diwajibkan memiliki persiapan catatan yang sudah­ diseleksi oleh guru-guru senior atau master teacher masing-masing.­ Santri­ pun dididik mentalnya, dice­car­­­­ berbagai macam pertanyaan ma­­teri, didebat dan dibolak-balik,maka­ sungguh kesiapan santri sa­ngat­ dituntut agar dapat menjawab dengan­ baik.

Tujuan ujian lisan ini juga untuk melatih santri mengungkapkan gagasan dan pikirannya secara verbal. Selain itu, melalui ujian ini juga untuk mengukur penguasaan bahasa asing secara lisan, karena ujian lisan ini pun menggunakan bahasa Arab dan Inggris.

2. Ujian Tulis

Ujian tulis dilaksanakan selama­ delapan hari. Di sela-sela hari dibe­ri­kan hari tenang untuk koreksian pengajarnya. Ujian tulis dilakukan di kelas. Dalam satu ruang kelas terdiri dari beberapa santri yang secara acak berlainan kelas. Contoh ruang A terdiri dari santri kelas 1 & 1 Inten­sif.­ Satu ruangan terdapat dua puluh anak yang tempat duduknya sudah diatur panitia. Pengawas terdiri dari 3 orang guru.

Guru tidak diperbolehkan duduk dan memegang hp selama mengawasi ujian, sebagaimana tidak boleh meninggalkan ruangan sebelum wak­tunya. Disiplin ini ditegakkan dengan sangat ketat dan diawasi langsung oleh Direktur KMI serta Pim­pinan Pondok. Guru yang melanggar ketentuan ini akan mendapatkan sangsi disiplin dari Pimpinan Pondok.

3. Bentuk Soal

Seluruh soal ujian di Pondok Modern Tazakka berupa essai yang ter­diri dari beberapa bagian. Bagian A, B, C yang memiliki tingkat kesulitan tersendiri. Soal diambil dari buku yang dipelajari berdasarkan kurikulum KMI. Pembuat soal dipilih dari salah satu pengajar materi. Pengkoreksi merupakan guru pengajar materi. Tiap nomor soal memiliki nilai atau bobot yang berbeda. Soal yang mudah mungkin berbobot­ 1­ atau 2. Soal agak sedang berbobot 3 atau 4, Soal sulit berbobot 5. Masing-masing skor akan dihitung rentangannya, dari hasil itulah nilai didapat.

Di Pondok Modern Tazakka ko­reksi­ soal-soal sebelum diujikan kepada santri, dan termasuk koreksi lembar jawaban santri dibuat secara berjenjang; dari guru pengampu materi kemudian kepada master teacher masing-masing, kemudian dikoreksi lagi oleh tim dari Bagian KMI, kemudian dikoreksi lagi oleh Direktur KMI.

Terdapat mekanisme bahwa se­tiap­ guru yang mengoreksi lem­bar­ jawaban dipastikan tidak menge­tahui­ milik siapakah lembar jawaban­ tersebut, semuanya dibuat menggunakan kode-kode atau sandi­ yang mekanismenya juga berjenjang.­ Jadi, antara yang me­ngoreksi, me­ngo­reksi ulang, dan memasukkan­ nilai ke dalam raport dipastikan tidak memiliki interest pribadi. Hasil­ ujian harus benar-benar murni men­cerminkan kemampuan santri.

Tazakka tidak mengenal ujian susulan, jika ada santrinya yang sakit, maka santri tersebut tetap mengikuti ujian, meskipun dilaksanakan di balai kesehatan atau di rumah sakit. Bagi yang tidak mengikuti ujian, otomatis dengan sendirinya tidak mendapatkan nilai.

Nilai santri bersifat bulat, bukan dengan koma. Jika haknya mendapat nilai 1, maka di rapotnya ditulis satu. Tidak ada katrol nilai. Tujuannya supaya­ semuanya mengintrospeksi­ diri, mulai dari santrinya sendiri, orang tua dan juga guru-gurunya.

 

 

Tujuan ujian lisan untuk melatih santri mengungkapkan gagasan dan pikirannya secara verbal. Selain itu, melalui ujian ini juga untuk mengukur penguasaan bahasa asing secara lisan, karena ujian lisan ini
menggunakan bahasa Arab dan Inggris.