CV. Lantabur Wujud Kemandirian Pondok

CV. Lantabur Wujud Kemandirian Pondok

TAZAKKA – CV. Lantabur Stone Crusher, salah satu unit usaha milik Pondok Mo-dern Tazakka yang telah beroperasi sejak awal tahun 2014 lalu kini telah dikenal oleh banyak pelanggan.  

Pendirian perusahaan ini meru­pakan pengejawantah­an dari salah satu Panca Jiwa Pondok Modern­ Tazakka yaitu kemandirian. Pondok harus bisa mandiri dari sisi pembia­yaan, menghidupi dirinya sendiri, dan tidak selamanya tergantung dari pihak luar.

Perusahaan yang bergerak­ di bidang pemecahan batu yang diolah menjadi split, kricak, abu batu dan lain sebagainya ini sudah mendapat kepercayaan dari berbagai mitra, diantaranya PT. Waskita Karya, salah satu BUMN terkemuka di Indonesia dalam memasok material batu split untuk pembangunan jalan menuju lokasi bakal PLTU di Batang.

Lantabur juga dipercaya untuk me­ngirimkan material pecahan batu ke beberapa perusahaan ready mix di Batang, Semarang, dan Tegal, selain juga melayani penjualan eceran.

Ustadz Anizar Masyhadi, selaku­  Direktur Utama CV. Lantabur Stone Crusher menje­laskan bahwa keuntungan  yang dihasilkan dari unit usaha ini sepenuh­nya untuk menopang pondok, membiayai operasional, pem­bangun­an dan pengembangan­nya. “Maka, belanja di Lantabur, berarti ikut membantu dalam pembangunan Pondok Tazakka,”­ ujarnya. 

Pimpinan PM Tazakka, KH. Anang Rikza menambahkan bah­wa kese­jahteraan guru dan operasional tidak dibebankan dari biaya SPP santri. “SPP santri akan kembali ke santri sendiri. Bahkan, SPP tersebut sebenarnya tidak cukup untuk menutupi kebutuhan operasional santri” jelas Kiai Anang.

Kiai Anang menjelaskan bahwa kemandirian menjadi salah satu jiwa pondok bukan saja karena Tazakka adalah lembaga  pendidikan­ swasta yang harus mampu menghidupi dirinya sendiri, namun lebih dari itu; kemandirian adalah jiwa pesantren, jiwa anti penjajahan dan intervensi. “Pesantren yang tidak mampu menolong diri sendiri, sa­ngat mudah diintervensi dan dijajah­ pihak luar”, imbuhnya.

Di samping sebagai sumber penggalian dana, unit-unit usaha pondok juga berfungsi sebagai sarana pendidikan dan gerakan dakwah selain juga untuk memberdayakan masyarakat sekitar. 

CV. Lantabur Stone Crusher sampai saat ini sudah menyerap lebih dari 30an tenaga kerja yang terdiri dari bagian administrasi, mandor, operator, mekanik, supir, dan teknisi. Sebagian mereka berasal dari warga masyarakat sekitar perusahaan.

Tak hanya memberdayakan ma­sya­rakat sekitar untuk bekerja, Lanta­bur juga menyalurkan dana CSR-nya untuk warga sekitar perusahaan. Menurut Ustadz Maulana selaku Manager Operasional, dana CSR telah disalurkan dalam bentuk beasiswa, layanan ambulan/mobil  untuk orang yang sakit, bantuan pembangun­an sarana ibadah dan sosial, santun­an tunai, dan kegiatan-kegiatan sosial lainnya.

Di Lantabur, lanjut Maulana, bukan sekedar bisnis belaka, tetapi bisnis yang dibingkai dengan nilai-nilai agama dan nilai-nilai pondok. “Kami berusaha menegakkan nilai-nilai itu di sini, mudah-mudahan bisa,” pungkasnya. 
 

Keuntungan yang dihasilkan dari unit usaha ini sepenuhnya untuk menopang pondok, membiayai operasional, pembangunan, dan pengembangannya, maka belanja di Lantabur berarti ikut membantu dalam pembangunan Pondok Tazakka.

 

— H. Anizar Masyhadi