Memaknai Liburan

Memaknai Liburan

Sama halnya dengan lembaga pendidikan atau sekolah lain dalam kalender pendidikannya, Pondok Modern Tazakka juga memberikan waktu liburan di setiap semesternya seusai ujian semester. Namun, banyak hal yang berbeda dari sekolah lain tentang makna dan filosofi liburan di Pondok Modern Tazakka.

Tentu kita memahami bahwa liburan adalah waktu bagi seorang pelajar untuk istirahat sejenak setelah ia bekerja keras menghadapi ujian. Istirahat dari kegiatan belajar mengajar di sekolah serta istirahat dari kegiatan-kegiatan lain di sekolah. Tetapi dalam kamus pondok, makna istirahat bukan berhenti dari pekerjaan, akan tetapi istirahat adalah bergantinya pekerjaan yang satu dengan pekerjaan yang lain. Maka, liburan bagi santri Pondok Modern Tazakka bukanlah istirahat yang menjadikan mereka berhenti dari rutinitas, akan tetapi mereka hanya beralih dari pekerjaan di pondok kepada pekerjaan, tugas, serta kegiatan lain di rumah.

Dari filosofi makna istirahat itulah seorang santri harus bisa memaknai apa arti liburan. Untuk itu, sebelum para santri berlibur, mereka diberikan pesan-pesan, nasehat dan arahan oleh kiai tentang bagaimana mereka harus mengisi liburan mereka. Pemberian pesan dan nasehat ini sudah menjadi sunnah pondok yang harus dijaga dan dilaksanakan, karena pengarahan merupakan salah satu metode mendidik seorang pemimpin.

Dalam arahannya, Bapak Pimpinan menerangkan tentang fungsi liburan serta etiquette atau akhlaq serta adab sopan santun dalam bermuamalah di masyarakat. Dalam majelis inilah kiai mengajarkan nilai-nilai serta ajaran-ajaran tentang akhlaq kepada seluruh santri bahkan kepada guru-guru. Sehingga dimanapun, kapanpun dan apapun yang dilakukan santri saat liburan, semua harus dilandasi akan jiwa dan motto pondok.

Menurut kamus pondok, liburan itu memiliki 3 fungsi yang utama yaitu; sebagai sarana dakwah, kesempatan untuk menambah pengetahuan dan pengalaman serta kesempatan memperoleh rahmat dan barokah lebih banyak. Dari sini, semua santri harus memahami akan fungsi tersebut sehingga kegiatannya selama liburan terarah dan bermanfaat.

Pertama, liburan sebagai sarana dakwah. Artinya setiap santri memiliki kesempatan untuk menularkan virus-virus kebaikan kepada keluarganya, saudara, teman dan sahabat serta masyarakatnya. Liburan merupakan waktu untuk berdakwah meninggikan kalimat Allah, mengajarkan Islam beserta ajaran agamanya dengan ilmu yang sudah didapatkan selama di pondok.

Selain itu, santri juga harus mampu berdakwah dengan sikap dan tingkah lakunya selama di rumah. Sebagai mundzirul qoum, seorang santri harus memiliki sikap dan akhlaq yang baik, sehingga mampu menjadi contoh dan teladan bagi masyarakatnya. Jangan sampai terpengaruh dan terjebak fatamorgana kehidupan di luar yang tidak baik dan tidak mendidik, tetapi justru mempengaruhi dengan pengaruh yang baik dan mendidik.

Kedua, liburan sebagai kesempatan untuk menambah ilmu dan pengalaman. Liburan bukan berarti istirahat dan berhenti dari segala totalitas kehidupan pondok, akan tetapi liburan menjadi peralihan pekerjaan yang satu dengan pekerjaan lainnya. Maka, waktu liburan harus diisi dengan kegiatan-kegiatan yang positif dan bermanfaat.

Liburan harus digunakan untuk peningkatan kapasitas keilmuan dan menambah pengalaman lewat berbagai kegiatan baik di keluarga maupun kegiatan di masyarakat. Saat liburan akan ada kesempatan lebih banyak untuk membaca, belajar, mengunjungi perpustakaan, mengikuti kegiatan-kegiatan kemasyarakat dalam berbagai bidang dan kegiatan positif lainnya. Karena liburan tidak ditujukan untuk bermalas-malasan dan dan hal lain yang tidak bermanfaat.

Ketiga, Liburan sebagai kesempatan besar memperoleh lebih banyak rahmat dan keberkahan. Artinya, waktu luang yang ada ketika liburan bisa dijadikan sarana kita untuk beribadah dan mencari keberkahan Allah lainnya lebih banyak lagi. Berdakwah akan kebaikan adalah ibadah dan didalamnya ada keberkahan, membantu orang tua juga ibadah, membaca Al-Quran juga ibadah dan itu bisa kita lakukan lebih banyak dari biasanya, bahkan bergerak dalam berbagai kegiatan juga akan menghasilkan keberkahan termasuk bersilaturrahim.

Apabila kita mengajarkan banyak kebaikan, banyak berbuat baik sehingga menjadi orang baik atau bahkan mempengaruhi banyak orang sehingga mereka menjadi baik, itu adalah jalan dimana kita bisa memperoleh rahmat dan keberkahan dalam hidup. Maka isilah liburan dengan hal yang lebih baik  dan penuhi hari-hari liburan dengan kebaikan-kebaikan agar rahmat dan barokah Allah selalu melimpah kepada kita semua.