Muhasabah Akhir Tahun Dan Maulid Nabi

Muhasabah Akhir Tahun Dan Maulid Nabi

TAZAKKADi penghujung tahun 2015, Pondok Modern Tazakka mengadakan serangkaian acara dalam rangka Muhasabah Akhir Tahun sekaligus memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW dengan menghadirkan Duta Besar RI untuk Azerbaijan Dr. Husnan Bey Fannanie, MA. Kemudian pada Rabu (20/1) ulama kharismatik dari Syam, As-Syaikh Dr. Muhammad Adnan Afyouni yang merupakan Mutfi Damaskus bersama rombongan juga dimanfaatkan oleh Pondok untuk menggelar tausiyah Maulid Nabi SAW untuk kedua kalinya.

Acara diawali dengan khutbah iftitah oleh Bapak Pimpinan Pondok Modern Tazakka KH. Anang Rikza Masyhadi, MA. Di hadapan sekitar 450an santri dan 2000an jamaah yang memadati masjid dan area kampus Tazakka, beliau menyampaikan untuk terus bersyukur dalam arti yang luas, bersyukur dengan capaian pondok sampai saat ini meskipun masih banyak kekurangan di mana-mana.

"Seluruh ibadah puncaknya adalah kesyukuran kepada Allah. Shalat kita, puasa, zakat, dan haji serta ibadah lain-lainnya, bukan semata-mata memenuhi perintah, namun lebih dari itu kita bersyukur pada Allah atas ni'mat hidup, nikmat sehat, nikmat akal dan puncaknya adalah nikmat Islam dan iman" ujarnya.

Kiai muda yang menyelesaikan master of art-nya dalam bidang Linguistik Arab dari Pascasarjana Gadjah Mada ini juga menambahkan agar setiap muslim harus menjadikan kehidupan Rasulullah SAW sebagai cermin besar dalam keseluruhan hidupnya. "Seluruh kehidupan Rasulullah adalah cermin besar buat kita semua, agar kita dapat berkaca dan kemudian meneladaninya secara kaffah (total), karena tidak ada cermin yang lebih baik daripada yang pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW, dan di situlah jalan kita memperoleh syafaatnya di hari kiamat kelak" tandasnya. 

Usai khutbah iftitah, Mantan Duta Besar RI untuk Suriah KH. Muzammil Basyuni membacakan puisinya yang menggambarkan tentang peta geopolitik di Timur Tengah saat ini. "Puisinya indah, menyentuh dan ternyata dari situ bisa menggambarkan peta politik dan kekuatan yang sedang terjadi di negara-negara Islam di Timur Tengah" ujar Farid Asror, salah seorang jamaah yang hadir.

Kemudian dilanjutkan dengan ceramah oleh Dr. H. Husnan Bey Fananie, Duta Besar RI untuk Azerbaijan yang juga alumni Pondok Modern Gontor. Dalam ceramahnya tentang "Tsunami Peradaban", menurutnya adalah bencana peradaban dari sisi musik, makanan, minuman dan pakaian yang sudah tidak sesuai dengan sunah maupun ajaran Rasullullah SAW. "Umat Islam sekarang diserbu dari berbagai penjuru seperti datangnya tsunami: mulai dari makanan, minuman, mode (pakaian), musik bahkan sampai kepada mental maupun cara kita bersikap, semuanya sudah diterjang tsunami peradaban sehingga kita kehila-ngan identitas yang asli sebagai seorang muslim, juga identitas sebagai bangsa Indonesia, inilah yang harus kita waspadai" tuturnya bersemangat.

Sementara itu Syaikh Adnan Afyouni menekankan pen-tingnya mengetahui sirah nabawiyyah secara komprehensif agar bisa meneladani akhlak Rasul secara sempurna. "Bagaimana kita bisa mengatakan akan meniru dan meneladani akhlak seseorang jika kita tidak mengenal sifat-sifat dan sejarah hidupnya dengan baik?" tanya Syaikh Adnan.

"Jika kita ingin mengikuti sunnah Rasul dalam keseluruhan  hidupnya, maka  yang pertama harus kita lakukan adalah mempelajari dan mengenal secara benar dan baik sifat-sifat kemuliaan pada diri Rasul" imbuhnya.

Selain menjalankan sunnah-sunnah Rasul, Syaikh Adnan juga menekankan pentingnya kita bershalawat sebanyak-banyaknya atas Rasul, karena dengannya kita akan memperoleh syafaatnya di hari kiamat kelak, dan itulah dambaan setiap muslim. @subhi