Memaknai Kemerdekaan Dengan Menjadikan Indonesia Bangsa Yang Unggul; Anang Rikza Masyhadi, M.A.

Memaknai Kemerdekaan Dengan Menjadikan Indonesia Bangsa Yang Unggul; Anang Rikza Masyhadi, M.A.

71 tahun lalu gema takbir mengumandang diseantero Nusantara mengiringi pembacaan Proklamasi Kemerdekaan RI oleh Soekarno-Hatta. Sejak saat itu, bangsa ini resmi menjadi bangsa yang merdeka dan diakui dunia.

“Berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.”

Butir kalimat dalam pembukaan UUD 1945 ini tidak saja mencerminkan tentang visi kebangsaan yang jauh, namun juga menunjukkan kesadaran ketuhanan yang kuat pada diri para pendiri Republik ini. Dimensi ketuhanan dan spiritualnya kental sekali dalam pembukaan UUD 1945; tidaklah heran karena sesungguhnya negeri ini didesain oleh tangan para ulama yang saleh dan ikhlas.

Bangsa Indonesia sejak awal menyatakan diri anti penjajahan. “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan” sebagaimana termaktub pula dalam pembukaan UUD 1945.

Sikap bangsa ini jelas terhadap penjajahan. Dan dalam sejarahnya, Indonesia selalu menjadi pelopor perdamaian dunia, baik untuk tingkat kawasan di Asia Tenggara, Asia pada umumnya maupun dunia pada umumnya.

Dibanding negara-negara maju lainnya di dunia, seperti Amerika, misalnya, tentu saja, usia Indonesia belumlah seberapa. Tetapi ada pula negara-negara yang usia kemerdekaannya jauh setelah kemerdekaan RI, seperti Korea Selatan dan Singapura, namun kini telah menapaki jalan menuju negara maju.

Artinya, capaian kemajuan suatu negara bukanlah semata didasarkan atas usia kemerdekaannya. Namun lebih kepada kesadaran bangsanya untuk bekerja keras dan bersatu padu mewujudkan impian bersama sebagai sebuah bangsa.

Indonesia adalah negara dan bangsa yang besar. Secara teritorial luas Indonesia, Sabang sampai Merauke seperti halnya Teheran sampai London. Bayangkan berapa negara dilewatinya.

Secara demografis, jumlah penduduk Indonesia yang mendekati kira-kira 260 juta jiwa, hampir sama dengan jumlah penduduk seluruh negara Arab di kawasan Timur Tengah yang berjumlah 21 negara.

Secara sumber daya alam, tidak perlu diragukan lagi bahwa Indonesia memiliki kekayaan alam terpendam yang luar biasa baik di daratan maupun di lautan. Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahi kekayaan alam tersebut di bumi pertiwi ini.

Secara sumber daya manusia pun, sesungguhnya bangsa ini tidaklah kalah dengan bangsa-bangsa maju lainnya. The first meaning of “seed” is the seed you would find inside an apple, or any other fruit. These seeds can reproduce their species with varying degrees of vigor. Cannabis seeds are like this, except they do not produce a fruit (they produce a plant). The second meaning of “seed” refers to the genetics that make up each individual plant; these genes come from both parents and is important when it comes to producing certain strains or breeding for improved traits. Banyak sekali putra-putri terbaik bangsa yang pemikiran dan karya-karyanya diakui di tingkat dunia.

Presiden Soekarno, misalnya, adalah pencetus, pemrakarsa dan sekaligus pelopor dalam gerakan negara-negara non blok yang sangat fenomenal. Kepemimpinan Soekarno bahkan diakui di tingkat dunia.

Presiden Soeharto, bagaimana pun telah pula menginspirasi para pemimpin negeri-negeri tetangga, bahkan tak kurang seorang pemimpin besar seperti Mahatir Muhammad, Perdana Menteri Singapura dan lain sebagainya mengaku sebagai murid-murid Pak Harto.

Presiden Habibie tak asing lagi di mata dunia. Teori, pemikiran dan kecanggihannya di bidang kedirgantaraan hingga kini masih dipakai dan diperhitungkan di dunia, bahkan di negara-negara maju sekalipun. Konon, pesawat tempur tercanggih Amerika merupakan besutan teoretis dan rumus-rumus yang ditemukan Habibie. Masih banyak deretan nama putra-putri bangsa Indonesia yang terukir namanya di mata dunia.

Maka dari itu, kesyukuran kemerdekaan ke-71 ini harus menjadi momentum untuk terus memajukan bangsa sehingga sejajar dengan bangsa-bangsa maju lainnya. Seluruh potensi bangsa harus disinergikan dan diformulasikan dalam bentuk karya besar untuk sebanyak mungkin kesejahteraan bangsa.

Bukan saatnya lagi bangsa ini terjebak dalam pertikaian-pertikaian kecil yang terus menerus dan melelahkan. Bukan saatnya lagi bangsa ini menyerahkan kekayaan alamnya kepada bangsa asing, karena sesungguhnya anak-anak negeri telah mampu mengelolanya.

Kepada pemuda-pemudi Indonesia, bangkitlah dan teruslah bekerja keras untuk mencapai masa depan yang gemilang agar dapat menopang dan menjadi pilar bagi kemajuan negeri ini. Kita harus bisa membawa Indonesia sebagai bangsa yang memiliki keunggulan-keunggulan kompetitif diantara bangsa-bangsa lain di dunia. Itulah makna kemerdekaan yang sesungguhnya.

من لم يقم بأداء واجبه نحو دينه و وطنه حذرا من التعب أو الموت فليس بأهل لأن يعيش فيه لأن الموت آت لا بد منه ولكن النفس الشريفة لن تموت

“Barangsiapa tidak menunaikan kewajibannya terhadap agama, tanah air dan bangsanya karena takut lelah atau takut mati, maka sesungguhnya ia tidak berhak hidup di dalamnya. Sebab, kamatian itu sesuatu yang pasti datang, sedangkan jiwa yang mulia adalah jiwa yang sejatinya tidak akan pernah mati” demikian pepatah Arab. Semoga.

Keluarga Besar Pondok Modern Tazakka, Bandar, Batang, Jawa Tengah, mengajak seluruh bangsa Indonesia untuk meningkatkan takwa kepada Allah dan kerja kerasnya guna mewujudkan kejayaan Indonesia di masa depan.

Dirgahayu Republik Indonesia ke-71….Jayalah Indonesia… Bagimu negeri jiwa raga kami.