Pertama Kali, Seminar Forensik di Pesantren

Pertama Kali, Seminar Forensik di Pesantren

TAZAKKA – Ahli Forensi dari Polda Jawa Tengah, AKBP. Dr. dr. Sumy Hastry Purwanti, DFM, Sp.F menyempatkan berkunjung ke Pondok Modern Tazakka, Senin sore (5/12). Kunjungannya itu lalu dimanfaatkan oleh Pondok untuk menyelenggarakan Seminar Kesehatan bertajuk: Forensik dan Urgensinya dalam Pengungkapan Fakta Hukum.

Seminar ini, menurut pengakuan Hastry adalah yang pertama kalinya dia lakukan di lingkungan pesantren selama dia menjadi ahli forensik sejak 15 tahun lalu. 

Seminar diikuti oleh 100an peserta terdiri dari santri, guru dan beberapa tamu undangan antara lain Kapolres Batang AKBP Joko Setiono dan isteri, Direktur PT. QIM H. Teguh Suhardi, Wakil Direktur H. Toto Sukasmanto, dr. Maftuhah Nurbeti, MPH, dr. Ida Susilaksmi, M.Kes, dan Kapolsek Bandar AKP Yusliandi.

Dalam paparannya polwan pertama yang ahli forensik itu menjelaskan panjang lebar tentang dunia kedokteran forensik. "Ahli forensik seperti saya ini sangat akrab dengan dunia kejahatan, bencana alam dan tragedi" tuturnya di awal.

Menurutnya, ilmu forensik bisa mengungkap sebab dan cara kematian seseorang, baik akibat tindak kejahatan, korban kecelakaan lalu lintas darat, laut maupun udara, bencana alam dan lain sebagainya. "Hasil forensik dan otopsi akan dijadikan dasar bagi kepolisian untuk mengungkap fakta hukum jika hal itu diakibatkan oleh tindak pidana kejahatan, atau dunia asuransi, atau lembaga-lembaga lain yang memerlukan data forensik kematian seseorang" paparnya.

Di depan para santri Hastry menceritakan suka dukanya dalam menekuni pekerjaannya itu. "Tugas pertama adalah mengungkap korban Bom Bali yang menewaskan 200an orang, saya teliti satu per satu potongan-potongan mayat untuk diidentifikasi" lanjutnya.

Ia juga mengisahkan saat dimintai bantuannya untuk menjadi tim forensik internasional atas korban pesawat Malaysia MH17 yang ditembak jatuh di wilayah Ukraina. "Potongan anggota tubuh para penumpang pesawat itu kami coba rangkai seperti bermain puzzle, dengan dukungan data primer maupun sekunder" imbuhnya.

"Termasuk korban pesawat Air Asia yang jatuh di Kalimantan beberapa waktu lalu, saya ikut mengidentifikasi mayat-mayat yang bentuk dan baunya sudah rusak karena sudah terendam di laut selama beberapa waktu" ungkapnya.

Menurut Hastry selama data-data primer masih ada, yaitu sidik jari, gigi maupun DNA maka proses identifikasi relatif mudah. "Saya pernah dapat kasus mayat korban mutilasi yang kepala dan tangannya tidak ditemukan, sehingga akhirnya kita harus melacak kembali melalui data-data pendukung lain, yang seperti ini memerlukan waktu lama dan melelahkan" ujar peraih doktor forensik dari Unair ini.

Hastry berharap bahwa kelak para santri ada yang berminat menekuni dunia forensik. "Saya sangat berharap diantara kalian ada yang nanti menekuni bidang ini, karena selain langka juga sangat dibutuhkan" pungkasnya yang disambut dengan koor "amiiin" oleh para santri.

Sementara itu Kapolres menegaskan bahwa bagi kepolisian forensik sangatlah membantu. "Dengan data forensik, polisi bisa mengungkap sebuah fakta hukum dan itu menjadi dasar untuk menegakkan keadilan" tandasnya.

Pimpinan Pondok KH. Anang Rikza Masyhadi, MA dalam closing remaksnya menyampaikan terima kasih kepada Dr. Hastry yang telah berkenan memberikan wawasan bidang kerja forensik. "Semoga nanti yang akan meneruskan Dr. Hastry ini sekarang ada di hadapan saya" ujarnya yang disambut riuh "amiiin" para santri.

Sebetulnya, menurut beliau, forensik ini jika ditelusuri akan sampai pada kisah Nabi Isa AS. Pada zaman Nabi Isa ada kasus pembunuhan tetapi tidak ditemukan siapa pelakunya sehingga masyarakat heboh. Maka, atas izin Allah, Nabi Isa diberi mukjizat bisa menghidupkan orang yang sudah mati, sehingga korban digali kuburnya lalu ditanya tentang siapa pelaku yang membunuhnya.

"Nah, kalau dulu Nabi Isa diberi mukjizat itu dan diantaranya untuk kepentingan mengungkap fakta hukum pelaku pembunuhan, sekarang ini Dr. Hastry dengan ilmu kedokteran forensiknya juga punya fungsi yang sama, hanya bedanya ia tidak menghidupkan orang mati, tetapi melalui ilmunya orang yang telah mati pun bisa diambil datanya untuk diungkap kebenarannya" papar Kiai Anang.

"Itu ada di surat Al-Maidah 110, diantara mukjizat Nabi Isa adalah menghidupkan orang mati" tukasnya.

Acara ditutup dengan ramah tamah dan perfotoan bersama. @alam