Ziarah Ke Makam Nabi Ibrahim AS Dan Isterinya Sarah

Ziarah Ke Makam Nabi Ibrahim AS Dan Isterinya Sarah

Berziarah kembali ke makam Nabi Ibrahim AS dan isterinya, Sarah, di kota Al-Khalil (Hebron), Palestina, Sabtu (7/12/19). Makam ini terletak di dalam Masjid Ibrahim, dan saya pun berkesempatan Shalat Dzuhur dan Asar jamak takdim qasar berjamaah dengan imam Masjid Ibrahim, alhamdulillah.

Masjid ini berada di sebuah bangunan yang dibagi dua: sebagian digunakan untuk masjid dan sebagian lain untuk sinagog (tempat ibadahnya orang yahudi), hanya dipisahkan dengan tembok saja. Di bangunan ini ada beberapa makam penting: Ibrahim AS, Sarah, Ishak AS putra Ibrahim dari Sarah, Rifqa (Rebeca) yaitu isteri Ishak AS, dan Yakub AS.

Makam Ibrahim dan Sarah dibagi dua: artinya sebagian masuk ke bangunan masjid dan sebagian masuk ke bangunan sinagog. Jadi, umat Islam tetap bisa berziarah dari dalam masjid; dan kaum yahudi pun bisa ziarah dari sinagog.

Sedangkan makam Nabi Ishak AS dan isterinya: Rifqa ada di dalam bangunan masjid (untuk umat Islam); dan makam Nabi Yakub AS ada di dalam bangunan sinagog (utk kaum yahudi). Jadi, otimatis hanya makam Nabi Yakub saja yang saya tidak bisa menziarahinya dari dekat.

Nabi Ibrahim AS punya isteri dua: Sarah dan Hajar. Sarah berkulit putih, dan sangat cantik. Sedangkan Hajar berkulit hitam, bekas seorang budak. Selama menikah dg Sarah hingga (konon) usia Nabi Ibrahim mencapai 90 tahun tidak dikaruniai anak. Lalu, Sarah dihadiahi budak oleh raja, yang tidak lain adalah Hajar. Kemudian, Sarah meminta Ibrahim untuk menikahinya. Meskipun awalnya berat hati, tapi selain desakan istri pertamanya Sarah dan atas petunjuk Allah SWT akhirnya Nabi Ibrahim AS mau menikahi Hajar.

Pernikahannya dengan Hajar kemudian melahirkan Nabi Ismail AS. Dan sang bayi lebih mirip bapaknya: tampan dan gagah. Beberapa tahun kemudian, Ibrahim memiliki anak lagi dari isteri pertamanya: Sarah yang diberi nama Ishak. Jadi, akhirnya Ibrahim memiliki dua anak lelaki dari kedua isterinya.

Jadi, Nabi Ismail AS dan Nabi Ishak AS adalah kakak beradik: satu bapak beda ibu. Keduanya diangkat menjadi Nabi dan Rasul oleh Allah SWT. Dari keduanya lahirlah para nabi dan rasul.

Dari Nabi Ishak AS lahirlah Nabi Yakub AS, Nabi Yunus AS, Nabi Harun AS, Nabi Musa AS, Nabi Ilyas AS, Nabi Ilyasa AS, Nabi Dawud AS, Nabi Sulaiman AS, Nabi Zakariya AS, Nabi Yahya dan Nabi Isa AS.

Sedangkan dari Nabi Ismail AS ke bawah menurunkan Nabi Muhammad SAW. Karena itulah Nabi Ibrahim AS disebut sebagai Bapak Para Nabi dan Rasul.

Nabi Ibrahim AS pernah berdoa agar Allah mengutus seorang rasul dari bangsa Arab, dan oleh Allah dikabulkan dengan kenabian dan kerasulan Muhammad SAW. “Ya Tuhan kami, utuslah di tengah mereka seorang rasul dari kalangan mereka sendiri, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat-Mu dan mengajarkan Kitab dan Hikmah kepada mereka, dan menyucikan mereka. Sungguh, Engkaulah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.” (Qs. Al-Baqarah [2]: 129)

Maka, dengan rendah hati dan menghormati sang kakek, Rasulullah SAW ketika ditanya oleh sahabat dari mana asal usul kenabiannya itu, beliau menjawab: “Itu berkat doa bapakku, Ibrahim dan kabar gembira yang disampaikan oleh Isa bin Maryam.”

Karena begitu pentingnya kedudukan Nabi Ibrahim AS ini bagi Kenabian dan Kerasulan Muhammad SAW, maka dalam setiap shalat Rasulullah SAW menyertakan shalawat dan doa keberkahan untuk Nabi Ibrahim AS dan keluarganya, sebagaimana kepada beliau sendiri dan keluarganya.

حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى التَّمِيمِيُّ قَالَ قَرَأْتُ عَلَى مَالِكٍ عَنْ نُعَيْمِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ الْمُجْمِرِ أَنَّ مُحَمَّدَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ زَيْدٍ الْأَنْصَارِيَّ وَعَبْدُ اللَّهِ بْنُ زَيْدٍ هُوَ الَّذِي كَانَ أُرِيَ النِّدَاءَ بِالصَّلَاةِ أَخْبَرَهُ عَنْ أَبِي مَسْعُودٍ الْأَنْصَارِيِّ قَالَ: أَتَانَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَنَحْنُ فِي مَجْلِسِ سَعْدِ بْنِ عُبَادَةَ فَقَالَ لَهُ بَشِيرُ بْنُ سَعْدٍ أَمَرَنَا اللَّهُ تَعَالَى أَنَّ نُصَلِّيَ عَلَيْكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ فَكَيْفَ نُصَلِّي عَلَيْكَ قَالَ فَسَكَتَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى تَمَنَّيْنَا أَنَّهُ لَمْ يَسْأَلْهُ ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:

قُولُوا اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ وَالسَّلَامُ كَمَا قَدْ عَلِمْتُمْ (رواه مسلم)

Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya at-Tamimi dia berkata, saya membaca di hadapan Malik dari Nu’aim bin Abdullah al-Mujmir bahwa Muhammad bin Abdullah bin Zaid al-Anshari dan Abdullah bin Zaid yang dia adalah orang yang diberi petunjuk dalam hal panggilan untuk shalat (adzan), dia telah menceritakannya dari Abu Mas’ud al-Anshari dia berkata, “Rasulullah SAW mendatangi kami sedangkan kami berada dalam majlis Sa’d bin Ubadah, maka Basyir bin Sa’ad berkata kepadanya, ‘Allah memerintahkan kami untuk mengucapkan shalawat atasmu wahai Rasulullah, lalu bagaimana cara bershalawat atasmu? ‘ Perawi berkata, “Lalu Rasulullah SAW diam hingga kami berangan-angan bahwa dia tidak menanyakannya kepada beliau.

Kemudian Rasulullah SAW bersabda, “Katakanlah, ALLOOHUMMA SHOLLI ‘ALAA MUHAMMAD WA’ALAA AALI MUHAMMAD, KAMAA SHOLLAITA ‘ALAA AALI IBROOHIIMA WABAARIK ‘ALAA MUHAMMAD WA’ALAA AALI MUHAMMAD KAMAA BAAROKTA ‘ALAA AALI IBROOHIIMA FIL’AALAMIINA INNAKA HAMIIDUN MAJIID.”

(Ya Allah, berilah shalawat atas Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau memberi shalawat atas keluarga Ibrahim, dan berilah berkah atas Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau memberi berkah kepada keluarga Ibrahim di dunia. Engkau Maha Terpuji dan Maha Mulia.’ Dan salam sebagaimana yang telah kamu ketahui.” (HR. Muslim)

Demikianlah sekelumit kisah Nabi Ibrahim AS.

@anangrikza
Al-Khalil, Palestina, 7 Desember 2019