Para Kiai Pesantren Lawatan Ke Mesir

Para Kiai Pesantren Lawatan Ke Mesir

Puluhan pimpinan dan pengasuh pesantren yang tergabung dalam Forum Komunikasi Pesantren Muadalah (FKPM) dan Forum Pesantren Alumni Gontor (FPAG) melakukan lawatan ke Mesir, sejak tanggal 25 Desember hingga 5 Januari.

Rombongan yang dipimpin oleh Komjen Pol (P) Dr. Syafruddin Kambo dan Prof. Dr. KH. Amal Fathullah Zarkasyi itu terdiri dari 50 pengasuh pesantren baik dari kalangan pesantren salafiyah maupun pesantren ashriyah (modern).

Antara lain: Gontor, Termas Pacitan, Al-Ikhlas Taliwang Sumbawa, Tazakka Batang, Darunnajah Jakarta, Al-Amien Madura, Al-Barokah Nganjuk, Al-Mizan Pandeglang, Darul Istiqomah Serang, Darul Azhar Lebak, Al-Ishlah Bondowoso, Baitul Hidayah Bandung, Mawaridussalam Medan, Al-Amanah Al-Gontory Tangerang, Al-Mujtama’ Al-Islamy Lampung, Darul Quran Tangerang, As-Shiddiqiyah Jakarta, Aisyiyah Boarding School Bojonegoro, Baitul Arqam Jember, Al-Hikmah Brebes, Al-Azhar Banyuwangi, dan lain-lain.

Selain terdiri dari para kiai, rombongan juga terdiri dari Pengurus Pusat Dewan Masjid Indonesia, beberapa rektor Perguruan Tinggi Pesantren dan Dekanat Fakultas Tarbiyah dari UIN Sunan Ampel Surabaya.

Tujuan utama kunjungan para kiai ke Mesir adalah untuk memuadalahkan pesantren-pesantren dengan Al-Azhar. Ada sekitar 40an pesantren yang akan mengajukan muadalah dengan Al-Azhar. Diantara pesantren itu, yang telah mendapatkan muadalah terlebih dahulu adalah Gontor, Darunnajah dan Tazakka.

Muadalah adalah penyetaraan lulusan pesantren dengan lulusan Madrasah Setingkat Aliyah Al-Azhar Kairo, sehingga lulusan pesantren dapat diterima masuk ke Universitas tertua di dunia itu.

Rombongan diterima langsung oleh Sekjen Majma’ Al-Buhus Al-Islamiyyah, Prof. Dr. Nadir Ayyadh yang membidangi pengurusan muadalah.

Syarat administratif masuk ke Al-Azhar adalah ijazah yang telah mendapatkan muadalah, yaitu yang telah disetarakan dengan Al-Azhar, kata Prof. Ayyadh.

Kemudian, dari situ diterima pula oleh Wakil Grand Syaikh Al-Azhar, Prof. Dr. Duwaini di kantornya. Prof. Duwaini mengapresiasi atas niat baik para pimpinan pesantren itu yang akan memuadalahkan pesantrennya dengan Al-Azhar, karena pintu masuk utama ke Al-Azhar adalah ijazah yang telah muadalah.

Prof. Duwaini juga menyatakan bahwa jumlah mahasiswa Indonesia di Al-Azhar yang kini berjumlah 10 ribu lebih termasuk yang paling besar dibanding mahasiswa dari negara lain.

Menurutnya, ada 120 kewarganegaraan yang saat ini kuliah di Al-Azhar. Dan khusus untuk mahasiswa asing, disediakan gedung-gedung asrama di sebuah kawasan yang disebut dengan Islamic Mission City, atau Madinatul Bu’uts Al-Islamiyyah. Di sana ada ribuan mahasiswa asing tinggal secara cuma-cuma dari lebih 80 kewarganegaraan.

Beberapa hari setelah itu, Prof. Dr. Amal Fathullah Zarkasyi dan Prof. Dr. Din Syamsuddin diterima oleh Grand Syaikh Al-Azhar, Syaikh Prof. Dr. Ahmad At-Thoyib di kantornya. Pada pertemuan itu, Kiai Amal menegaskan bahwa ajaran wasathiyyatul Islam dari Al-Azhar sejalan dengan pemikiran pesantren dan perlu terus dikembangkan di Indonesia. Kiai Amal dalam kesempatan itu juga menyampaikan bahwa dirinya bersama dengan puluhan kiai pimpinan pesantren hendak memuadalahkan dengan Al-Azhar.

Grand Syaikh menyambut baik niatan itu, dan menyatakan bahwa pesantren yang telah muadalah ijazahnya dengan Al-Azhar dapat langsung masuk ke Al-Azhar tanpa melalui tes.

Dalam kesempatan lawatan itu, para kiai juga berkesempatan menghadiri Ujian Terbuka Promosi Doktoral KH. Anang Rikza Masyhadi, M.A., Ph.D di Fakultas Adab Suez Canal University dengan Promotor Prof. Dr. Hasan Yusuf dan Prof. Dr. Sangidu. Kiai Anang meraih gelar Ph.D dengan predikat summa cumlaude tingkat pertama dan disertasinya direkomendasikan untuk dicetak dan disebarluaskan di berbagai perguruan tinggi di Mesir dan Indonesia.

Predikat yang sama juga diraih oleh KH. Oyong Shufyan, Lc.,M.A., Ph.D, Wakil Pengasuh Tazakka yang menjalani ujian beberapa jam sebelumnya.

Sehari sebelumnya, Kiai Anang bersama Prof. Dr. Amal Fathullah Zarkasyi dan Prof. Dr. Sangidu dari UGM memediasi penandatanganan kesepakatan kerjasama antara UNIDA dan UIN Sunan Ampel Surabaya dengan Suez Canal University. Hadir saat itu, Tim Dekanat Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Ampel Surabaya.

Para kiai itu juga memanfaatkan kunjungannya untuk mengukuhkan kerjasama dengan Pusat Pendidikan Al-Quran Internasional yang diasuh oleh Syaikh Prof. Dr. Muhammad Imam Dawood yang kini bermarkaz di Mujamma Syaikh Al-Hushari. Kerjasama itu meliputi pengiriman santri dan guru selama 3 bulan untuk mendalami short course tentang Al-Quran, Bahasa Arab dan materi-materi keislaman lainnya, yang langsung diampu oleh para dosen dan pakar dari Al-Azhar University Kairo.

Bahkan, UNIDA Gontor melakukan penandatanganan kerjasama pula dengan Fak. Darul Ulum, Cairo University, dan dengan Penerbit Darussalam Kairo.

Selain kunjungan-kunjungan resmi, mereka juga memanfaatkan waktu untuk bertemu dengan para mahasiswa dalam format Seminar Kebangsaan dengan tema: Merancang Peran Strategis Alumni Al-Azhar untuk Indonesia Masa Depan. Seminar yang dihadiri sekitar 1500an mahasiswa itu diselenggarakan di Al-Azhar Convention Center, di pusat kota Kairo. Bertindak sebagai narasumber adalah: Komjen Pol (Purnawirawan) Dr. Syafruddin, Prof. Dr. KH. Amal Fathullah Zarkasyi, KH. Lukman Haris Dimyati, Dr. KH. Dasad Latief, Ph.D dan KH. Anang Rikza Masyhadi, M.A., Ph.D. Para kiai pun memanfaatkan waktu untuk bertemu dengan para alumninya.

Merka juga berkunjung ke tempat-tempat bersejarah di Mesir. Seperti: Piramida, Museum Peradaban Mesir yang menyimpan Mumi Firaun, Benteng Sholahuddin Al-Ayubi, melihat artefak peradaban kuno Mesir di Luxor, mengunjungi Perpustakaan Alexandria, hingga ziarah ke makam Imam Syafii, Imam Abu Abbas Al-Mursi, Imam Ibnu Hajar Al-Asqolani, dan Imam Al-Bushiri.

Lawatan selama 10 hari dirasakan oleh para kiai benar-benar padat dan efektif . Selain merekatkan kebersamaan diantara mereka, khususnya antara pondok pesantren salafiyah dan ashriyah, para kiai itu merasakan bahwa kunjungan seperti ini sangatlah bermanfaat.

KBRI Kairo melalui DCM atau Wakil Duta Besarnya Bapak Drs. M. Aji Surya, S.H., M.A dan Atase Pendidikan dan Kebudayaan Prof. Bambang Suryadi, Ph.D mensupport penuh dan memfasilitasi kunjungan para kiai tersebut selama di Mesir. Terima kasih kepada KBRI Kairo atas semua dedikasi dan pengabdiannya kepada pesantren.

Juga kepada para mahasiswa yang telah bekerja keras membantu secara teknis semua kegiatan lawatan para kiai itu.