Forum Pesantren Alumni Gontor Tandatangani MOU dengan Rektor UGM

Forum Pesantren Alumni Gontor Tandatangani MOU dengan Rektor UGM

Yogyakarta – Forum Pesantren Alumni Gontor (FPAG) bersama Forum Komunikasi Pesantren Muadalah (FKPM) menandatangani Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding) dengan Rektor Universitas Gadjah Mada, Senin sore, (7 Maret 2022). Penandatanganan dilakukan secara daring melalui zoom.

Nota Kesepahaman itu diteken oleh Dr. KH. Lalu Zulkifli Muhadli, S.H., M.M selaku Ketua Umum Forum Pesantren Alumni Gontor dan Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng, D.Eng selaku Rektor Universitas Gadjah Mada, disaksikan oleh Prof. Dr. KH. Amal Fathullah Zarkasyi, M.A dan KH. Lukman Haris Dimyati selaku Ketua Umum dan Sekjen FKPM; serta KH. Anang Rikza Masyhadi, M.A., Ph.D selaku Sekjen FPAG.

Hadir dalam forum dan ikut menyaksikan penandatanganan MoU, Direktur Pendidikan dan Pengajaran UGM Dr. Ir. Sri Peni Wastutiningsih, Dekan FIB Dr. Setiadi, M.Si., Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Dr. Nur Saktiningrum, M.Hum., Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat dan Kerjasama, Dr. Mimi Savitri, M.A., Kepala Departemen Antarbudaya FIB, Prof. Dr. Sangidu, M.Hum dan Guru Besar Linguistik Arab Prof. Dr. Syamsul Hadi, S.U., M.A.

Dalam MoU itu kedua belah pihak sepakat untuk menjalin kerjasama kemitraan dalam bidang pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat dan bidang-bidang lain yang disepekati oleh kedua belah pihak.

Rektor UGM Prof. Panut menyambut gembira kerjasama kemitraan pesantren dengan Universitas Gadjah Mada yang dipimpinnya. Melalui kerjasama kemitraan ini, UGM memberikan kuota bagi para santri dan guru yang merupakan kader-kader dari pesantren-pesantren FPAG dan FKPM untuk melanjutkan studi di UGM pada semua fakultas yang ada.

Ia berharap melalui kerjasama ini UGM dapat memberikan kontribusi nyata bagi dunia pesantren, khususnya dalam pengembangan SDM dan peningkatan mutu akademik di bidang sains dan teknologi.

Ketua Umum FPAG Dr. KH. Zulkifli Muhadli yang juga sebagai Pengasuh Ponpes Al-Ikhlas, Taliwang, NTB, mengatakan dalam sambutannya bahwa kerjasama kemitraan antara pesantren dan UGM ini akan menjadi tonggak sejarah ke depan, dimana UGM akan dicatat oleh sejarah mengambil peran aktif dan strategis dalam rangka meningkatkan kualitas SDM para kader pesantren, khususnya di bidang pengembangan sains dan teknologi.

“Kerjasama ini sangat besar artinya bagi dunia pesantren dan bagi umat Islam maupun bagi bangsa ini” ujar Kiai Zul, sapaan akrab Rektor Universitas Cordova, Taliwang itu.

Dalam forum itu, Prof. Dr. Sangidu, M.Hum menyampaikan kilas balik kerjasama antara pesantren dengan Rektor UGM. Menurutnya, kerjasama kemitraan itu telah dirintis sejak sekitar 2006 yaitu pada masa Rektor Prof. Dr. Sofian Effendi, MPIA, dimana sekitar 100 santri dapat masuk ke UGM melalui pola kerjasama kemitraan ini.

Kemudian dilanjutkan lagi pada 2008 pada masa Prof. Ir. Soedjarwadi, M.Eng, Ph.D.
Bahkan, menurut Prof. Sangidu, Rektor Prof. Soedjarwadi pun kemudian berkunjung ke Pondok Modern Darussalam Gontor pada tahun 2008 yang ketika itu didampingi oleh Prof. Dr. Syamsul Hadi, S.U., M.A, KH. Anang Rikza Masyhadi, M.A., Ph.D dan KH. Oyong Shufyan, M.A., Ph.D.

Dalam kunjungannya itu, Rektor UGM sangat terkesan dengan sistem dan nilai-nilai pendidikan yang dikembangkan di pesantren, khususnya di Gontor. Beliau mengibaratkan meja belajar dengan empat kaki supaya seimbang.

Menurutnya, anak-anak Indonesia mestinya belajar di atas meja belajar yang berkaki empat supaya ada keseimbangan, yaitu ilmu pengetahuan, keterampilan, sikap profesi dan nilai-nilai.

“Di kampus-kampus perguruan tinggi, terkadang penekanannya hanya pada tiga kaki, sedangkan nilai-nilai saya menemukannya di pesantren, maka supaya lengkap dan seimbang, meja belajarnya harus berkaki empat, dan itu artinya sinergi dan kolaborasi antara perguruan tinggi dengan pesantren” ujarnya kala itu.

Senada, Pimpinan Pondok Modern Gontor yang sekaligus sebagai Ketua Umum Forum Komunikasi Pesantren Muadalah, Prof. Dr. KH. Amal Fathullah Zarkasyi, M.A menegaskan hal yang sama. Pesantren diharapkan dapat ikut mewarnai pembentukan karakter dan nilai-nilai bagi para mahasiswa di kampus-kampus perguruan tinggi, khususnya di Universitas Gadjah Mada.

Dan sebaliknya, dunia perguruan tinggi khususnya UGM dapat ikut mendorong dan memajukan pengembangan kualitas SDM para kader di pesantren.

Untuk mengimplementasikan kerjasama kemitraan strategis ini, maka Sekjen FPAG KH. Anang Rikza Masyhadi, M.A., Ph.D mengatakan bahwa dirinya akan terus menjalin komunikasi aktif dengan semua fakultas yang ada di UGM dan semua pesantren anggota FPAG dan FKPM untuk tindaklanjut teknis dan menyiapkan segala perangkat prosedur yang harus dipenuhi oleh para pihak.

“InsyaAllah, mulai tahun ini kita sudah bisa siapkan para kader terbaik pesantren untuk kuota 20 orang di Fakultas Ilmu Budaya UGM, dan tahun-tahun berikutnya bisa di semua fakultas, terutama fakultas-fakultas sains dan teknologi” ujar peraih gelar doktor dari Suez Canal University Mesir.

Kandidat doktor pada Perekonomian Islam dan Industri Halal UGM itu lalu mengatakan bahwa sebagai Sekjen FPAG dirinya berharap dan berusaha untuk menduplikasi pola kerjasama kemitraan seperti ini dengan kampus-kampus perguruan tinggi lain, baik di lingkungan PTN, PTS, PTAIN maupun PTAIS.

Forum diskusi dan penandatanganan MoU itu juga dihadiri oleh beberapa kiai pengasuh pesantren mewakili sekitar 2000an pesantren-pesantren anggota FPAG dan FKPM, antara lain: Dr. KH. Sofwan Manaf, M.Si (Darunnajah Jakarta); Dr. KH. M. Tata Taufik, M.Ag (Al-Ikhlas, Kuningan Jawa Barat); Dr. KH. Ikhwan Hadiyin, M.M (Darul Azhar, Rangkasbitung, Banten); Dr. KH. Ahmad Fauzi Tidjani, M.A (Al-Amien, Prenduan, Madura); KH. Asep Sulaeman Subanda (Al-Ihya, Subang, Jawa Barat); Dr. KH. Agus Budiman, M.Pd (Gontor, Ponorogo, Jawa Timur); KH. Iwan Sofyan Andi, M.Si (Baitul Hidayah, Bandung, Jawa Barat); KH. Anizar Masyhadi, S.S (Tazakka, Batang, Jawa Tengah); KH. M. Bisri, S.H.I., M.Si (Tazakka, Batang, Jawa Tengah); KH. Ahmad Taufik (Salafiyah, Pasuruan, Jawa Timur); KH. Abdul Kholik, M.A (As-Shiddiqiyah, Jakarta); KH. Ulinnuha, Lc (Mathaliul Falah, Kajen, Pati, Jawa Tengah); KH. Abdillah Asad, Lc (Al-Azhar, Banyuwangi, Jawa Timur); KH. Zulfikar, Lc (Al-Ihya, Subang, Jawa Barat); KH. Izzat Fahd, M.Pd (Baitul Arqom, Jember, Jawa Timur), dan lain-lain

Sedangkan dari unsur Fakultas Ilmu Budaya, turut hadir antara lain: Prof. Dr. Syamsul Hadi, S.U., M.A., Dr. Hindun, M.Hum., Dr. Fadlil Munawwar Manshur, M.S., Dr. Moh. Masrukhi, M.Hum., Dra. Uswatun Hasanah, M.A., Dr. Arief Ma’nawi, S.S., M.Hum., Dr. Zulfa Purnamawati, S.S., M.Hum., Dr. Mahmudah, S.S., M.Hum., Siti Aminah, S.S., M.A, dan Imam Wicaksono, Lc., M.A

Kerjasama kemitraan ini disponsori oleh Al-Ihya Foundation pimpinan KH. Asep Sulaiman Subanda, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Ihya, Subang, Jawa Barat. @fardana